| KELOMPOK MAKALAH PENGANTAR KURIKULUM | ||||||
|---|---|---|---|---|---|---|
| MAHASISWA PROGRAM KHUSUS SETIA WS | ||||||
| Dosen pengampu : Drs. H. Fatkurronji, M.Pd.I | ||||||
| Kelas | : B | Semester : II |
Rabu, 30 April 2014
PEMBAGIAN KELOMPOK PENGANTAR KURIKULUM PAK RONJI
Sabtu, 19 April 2014
Akhlaq Tasawuf Semester I Bab 6
PERTEMUAN 6
LATAR BELAKANG TIMBULNYA STUDI TENTANG
AKHLAK TASAWUF
1. Latar Belakang Timbulnya Studi Tentang Akhlak Tasawuf
a. Latar Belakang Studi Akhlak
Ketika Nabi Muhammad diutus (dibangkitkan menjadi rasul), keadaan moralitas suku-suku di Arabia menurut para ahli sejarah Islam bisa disebut sebagai zaman jahiliyah. Dalam zaman itu dapat dicatatkan hal-hal sebagai berikut:
1)
Jumat, 18 April 2014
TERJEMAHAN BAHASA ARAB QIROAT 3
TELEVISI DAN KESEHATAN
Dewasa ini TV telah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari, dia menyuguhkan kepada kita gambar-gambar dan kalimat-kalimat dalam bentuk yang indah, perbaikan dan modifikasi terhadap TV selalu dilakukan, baik dari segi pembuatan maupun dari segi pemancar dan penerimaan sinyalnya, sehingga dapat sampai kepada kita gambar dan suara yang paling sempurna. Evolusi terbesar yang terjadi pada dunia pertelivisian adalah telah diluncurkannya satelit di ruang angkasa disekeliling jagad raya, untuk menirimkan gambar dan informasi dari Negara manapun kedalam TV, agar pemirsa dapat menyaksikan peristiwa secara langsung, misalnya sebuah keluarga yang berada di Semarang dapat menyaksikan suatu perayaan nasional di Roma pada saat yang sama ketika peristiwa tersebut berlangsung.
TV telah menjadi tradisi untuk mengisi waktu luang, kebanyakan orang lebih memilih menonton TV daripada bioskop dan teater, namun TV tidaklah memberikan hal yang baik saja, TV juga memberikan dampak yang tidak baik bagi jiwa dan raga, ibarat pedang bermata dua, membahayakan juga member manfaat. Sebagian dari hal terpenting mengenai dampak negatif TV, adalah dampak psikologis terhadap anak-anak , terkadang naluri internal mereka terbimbing pada bimbingan yang tidak tepat, orang-orang yang beranggapan demikian mengatakan : sebelum adanya TV di rumah, segenap anggota keluarga berkumpul menjadi satu bersama-sama untuk mengisi waktu luang, mereka mendengarkan perkataan ayah atau ibu ataupun nenek tentang berbagai hal yang terkait dengan permasalahan hidup, itulah yang menciptakan semacam kesepakatan pola pikir antara anggota perkumpulan kecil, dan menjadi cara mentransformasi pemikiran orang dewasa kepada anak, dan sekarang mereka semua lebih mementingkan acara TV .
Ini merupakan pendapat yang disampaikan oleh “Alex Haley” dalam studynya tentang topic ini, Alex menyarankan untuk mengatasi masalah ini agar kembali pada pola keluarga yang lama, yakni seorang nenek menggantikan peran TV dan anak-anak duduk mengitarinya kemudian mendengarkan apa yang beliau sampaikan mengenai cerita-cerita yang bagus yang bernilai edukasi dan nasehat, dengan demikian rasa cinta terhadap keluarga masuk kedalam jiwa para anggotannya serta dapat menyaksikan utuhnya tali kekeluargaan yang suci. Dilihat dari segi kesehatan , sesungguhnya TV juga membawa dampak yang buruk, baik secara langsung maupun tidak langsung jika kita tidak menggunakannya secara sehat, sebuah jajak pendapat yang dilakukan di Jerman Barat dengan pertanyaan “ Apakah TV berbahaya bagi kesehatan?” 33% respondent menjawab “ ya” , dan diantara pendapat lain yang menanggapi jajak pendapat ini ada responden yang berpendapat bahwa : bahwa TV menghalangi tidur kita, mrusak mata, membuat orang menjadi berkarakter keras, menjadikan orang malas,. Data statistic menunjukkan bahwa 80% orang duduk di depan TV kira-kira 2 jam dalam setiap hari secara periodic, sedang dihari libur 3 sampai 4 jam. Dan diantara hal-hal yang sulit yang menjadi kelukesah orang adalah cara meletakkan alat-alat multi media di rumah dan cara meletakkan TV dengan penontonnya, dalam banyak kesempatan TV diletakkan di depa mata dengan gambar yang tidak sehat dan jarak antara TV dengan orang yang melihat tidak jarak yang ideal untuk kesehatan, yakni lebih dekat atau lebih jauh dari jarak yang lazim, terkadang distribusi cahaya dalam ruangan juga tidak cocok. Ini beberapa contoh masalah yang ditimbulkan oleh TV, tetapi anda tak perlu khawatir , ka
Dewasa ini TV telah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari, dia menyuguhkan kepada kita gambar-gambar dan kalimat-kalimat dalam bentuk yang indah, perbaikan dan modifikasi terhadap TV selalu dilakukan, baik dari segi pembuatan maupun dari segi pemancar dan penerimaan sinyalnya, sehingga dapat sampai kepada kita gambar dan suara yang paling sempurna. Evolusi terbesar yang terjadi pada dunia pertelivisian adalah telah diluncurkannya satelit di ruang angkasa disekeliling jagad raya, untuk menirimkan gambar dan informasi dari Negara manapun kedalam TV, agar pemirsa dapat menyaksikan peristiwa secara langsung, misalnya sebuah keluarga yang berada di Semarang dapat menyaksikan suatu perayaan nasional di Roma pada saat yang sama ketika peristiwa tersebut berlangsung.
TV telah menjadi tradisi untuk mengisi waktu luang, kebanyakan orang lebih memilih menonton TV daripada bioskop dan teater, namun TV tidaklah memberikan hal yang baik saja, TV juga memberikan dampak yang tidak baik bagi jiwa dan raga, ibarat pedang bermata dua, membahayakan juga member manfaat. Sebagian dari hal terpenting mengenai dampak negatif TV, adalah dampak psikologis terhadap anak-anak , terkadang naluri internal mereka terbimbing pada bimbingan yang tidak tepat, orang-orang yang beranggapan demikian mengatakan : sebelum adanya TV di rumah, segenap anggota keluarga berkumpul menjadi satu bersama-sama untuk mengisi waktu luang, mereka mendengarkan perkataan ayah atau ibu ataupun nenek tentang berbagai hal yang terkait dengan permasalahan hidup, itulah yang menciptakan semacam kesepakatan pola pikir antara anggota perkumpulan kecil, dan menjadi cara mentransformasi pemikiran orang dewasa kepada anak, dan sekarang mereka semua lebih mementingkan acara TV .
Ini merupakan pendapat yang disampaikan oleh “Alex Haley” dalam studynya tentang topic ini, Alex menyarankan untuk mengatasi masalah ini agar kembali pada pola keluarga yang lama, yakni seorang nenek menggantikan peran TV dan anak-anak duduk mengitarinya kemudian mendengarkan apa yang beliau sampaikan mengenai cerita-cerita yang bagus yang bernilai edukasi dan nasehat, dengan demikian rasa cinta terhadap keluarga masuk kedalam jiwa para anggotannya serta dapat menyaksikan utuhnya tali kekeluargaan yang suci. Dilihat dari segi kesehatan , sesungguhnya TV juga membawa dampak yang buruk, baik secara langsung maupun tidak langsung jika kita tidak menggunakannya secara sehat, sebuah jajak pendapat yang dilakukan di Jerman Barat dengan pertanyaan “ Apakah TV berbahaya bagi kesehatan?” 33% respondent menjawab “ ya” , dan diantara pendapat lain yang menanggapi jajak pendapat ini ada responden yang berpendapat bahwa : bahwa TV menghalangi tidur kita, mrusak mata, membuat orang menjadi berkarakter keras, menjadikan orang malas,. Data statistic menunjukkan bahwa 80% orang duduk di depan TV kira-kira 2 jam dalam setiap hari secara periodic, sedang dihari libur 3 sampai 4 jam. Dan diantara hal-hal yang sulit yang menjadi kelukesah orang adalah cara meletakkan alat-alat multi media di rumah dan cara meletakkan TV dengan penontonnya, dalam banyak kesempatan TV diletakkan di depa mata dengan gambar yang tidak sehat dan jarak antara TV dengan orang yang melihat tidak jarak yang ideal untuk kesehatan, yakni lebih dekat atau lebih jauh dari jarak yang lazim, terkadang distribusi cahaya dalam ruangan juga tidak cocok. Ini beberapa contoh masalah yang ditimbulkan oleh TV, tetapi anda tak perlu khawatir , ka
Langganan:
Postingan (Atom)